Senin, 05 Januari 2009

Seorang Neo-Nazi Menjadi Seorang Muslim

Abdul Aziz Myatt : Dari Seorang Neo-Nazi Menjadi Seorang Muslim

Katagori : Journey to Islam
Oleh : Redaksi 06 Jan 2009 - 3:00 am

imageSebagai seorang aktivis kelompok sayap kiri dan pendukung Neo-Nazi, lelaki asal Inggris ini menempuh perjalanan panjang dan berliku sebelum akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam . Ego sebagai bagian dari masyarakat Barat yang modern dan maju, menghalanginya untuk menemukan cahaya Islam. Namun ia yakin Allah swt telah membimbing dan memberikannya hidayah, hingga ia masuk ke sebuah masjid, mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang Muslim dengan nama Abdul Aziz Myatt .

Perkenalan Myatt dengan Islam berawal ketika ia berlibur ke Mesir. Di negeri Piramida itu ia berkunjung ke sebuah masjid dan hatinya tersentuh dengan keindahan suara adzan yang dilantunkan dari masjid itu meski ia belum mengerti apa itu adzan. Sejak itu, Myatt mulai ingin tahu tentang Islam dan setiap berlibur ke Mesir, ia mencari kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Muslim Mesir dan menanyakan tentang agama mereka. Myatt juga membeli sebuah al-Quran, membacanya sedikit demi sedikit hingga ia berkesimpulan ajaran al-Quran adalah ajaran yang masuk akal dan makin membuatnya kagum dengan Islam dan umat Islam.

"Semakin banyak saya bertemu dengan Muslim, saya semakin mengagumi mereka," kata Myatt.

Ketika itu, Myatt tidak langsung berpikiran untuk masuk Islam. Ia masih dikuasai oleh egonya, cara hidupnya sebagai orang Barat dan dua hal yang membuatnya menahan diri untuk tidak mengapresiasi Islam secara penuh dan mempelajarinya lebih jauh lagi.

Dua hal itu adalah, pertama, karena keyakinannya yang tertanam sejak lama pada alam semesta. Keyakinan bahwa umat manusia adalah milik dari seorang "ibu" yaitu "bumi". Kedua, karena budaya bangsanya yang membuatnya merasa lebih mulia dan superior dibandingkan bangsa lainnya. Selama puluhan tahu, Myatt terombang-ambing dalam keyakinan itu, yang ia pikir sebagai sumber dari zat yang suci. Belum lagi posisinya sebagai aktivis kelompok sayap kiri dan Neo-Nazi yang membuat banyak orang termasuk para wartawan yang menilainya sebagai politisi yang jahat.

"Ketika itu saya masih bersikap arogan, yang hanya percaya dengan keyakinan saya sendiri dan dalam memahami apa yang telah saya raih," imbuh Myatt.

Hatinya tergerak kembali untuk mulai serius mempelajari Islam ketika ia beralih profesi, mengelola sebuah peternakan. Ia bisa bekerja selama berjam-jam seorang diri. Kedekatannya dengan alam, mengetuk jiwa dan rasa kemanusiaannya. Ia mulai menyadari kesatuan alam semesta dan bagaimana ia menjadi bagian dari semua itu yang ciptakan oleh Tuhan.

Jauh di dasar hatinya, Myatt mengakui bahwa alam semesta ini tidak terjadi secara kebetulan tapi memang diciptakan. Terkadang keyakinan dan ego lamanya muncul. Ia merasakannya seperti berperang dengan godaan setan. Namun ia makin meyakini di dalam hatinya tentang satu-satunya Sang Maha Pencipta.



Abdul Aziz Myatt tahun 1989

"Untuk pertama kalinya saya merasa diri saya begitu kecil. Kemudian tanpa sengaja saya mengambil al-Quran dari rak buku, al-Quran yang saya beli waktu berkunjung ke Mesir. Saya mulai membacanya dengan seksama. Sebelumnya, saya hanya membolak-balik lembarannya dan membaca sepintas lalu beberapa ayat," tutur Myatt.

"Apa yang saya temukan di al-Quran adalah hal-hal yang logis, alasan, kebenaran, keadilan, kemanusiaan dan keindahan," sambungnya.

Myatt makin tertarik untuk lebih mendalami agama Islam. Ia pun mencari informasi tentang Islam lewat internet dan membaca banyak artikel tentang agama Islam di situs-situs Islam. Dengan melepaskan semua prasangka dan arogansinya, Myatt harus mengakui kalau agama Islam adalah agama yang mulia.

"Saya merasakan menemukan ajaran tentang kemuliaan, rasa hormat, rasa saling percaya, keadilan, kebenaran, kemasyarakatan, mengingat Tuhan setiap hari, disiplin diri, penyikapan terhadap materi dari sisi spiritual dan pengakuan bahwa kita adalah hamba yang harus mengabdi pada Tuhan," papar Myatt.

Ia juga mempelajari sosok Nabi Muhammad saw dan kehidupannya. Bagaimana Rasulullah menyebarkan agama Islam dan membentuk sebuah peradaban manusia, yang membuat Myatt terkagum-kagum. "Bagi saya, ia (Rasulullah) adalah manusia sempurna dan contoh sempurna yang harus kita tiru," tukas Myatt.

Ia melanjutkan, "Semakin banyak saya tahu tentang Islam, semakin banyak keraguan dan pertanyaan dalam diri saya yang terjawab selama hampir 13 tahun belakangan ini. Saya benar-benar merasa bahwa saya akhirnya 'pulang ke rumah', menemukan jati diri saya. Rasanya seperti ketika saya pertama kali tiba di Mesir dan berkeliling kota Kairo dengan menara-menara masjid dan suara adzannya."

Myatt merasa bahwa hijrahnya ke agama Islam bukan sebuah pertanyaan lagi, tapi sebuah tugas yang harus dilakukan. Karena saya telah menemukan kebenaran bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNYa.

Myatt kemudian mendatangi sebuah masjid dan menyatakan ingin menjadi seorang Muslim. Ia diterima oleh jamaah masjid dengan hangat dan penuh rasa persaudaraan, yang membuatnya terharu dan meneteskan air mata. Ia bersyukur Allah swt telah menunjukannya jalan yang benar. (ln/iol/eramuslim)

Blog : http://aboutmyatt.wordpress.com

Mengapa Saya Masuk Islam

EBook-003 : Mengapa Saya Masuk Islam & mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah SWT

Oleh : Redaksi 11 Nov, 04 - 4:45 pm

imageKupersembahkan bagi pemuda pemudi Islam, sebagai tulang punggung di masa depan yang gemilang. Kupersembahkan bagi siapa yang mau berpikiran sehat. M. Zulkarnain

PENGANTAR KATA
Pengalaman hidup sdr Muhammad Zulkarnain dalam mencari kebenaran ditengah kegelapan kehidupan dunia ini, sangat menarik hati. Pilihannya-kepada Islam jadi agama anutan diantara sekian agama yang telah dipelajarinya, terdorong oleh kebenarannya atas kebenaran Muhammad sebagai rasul Allah Nabi penutup s.a.w. Catatan-catatan sederhana dari study keagamaan yang mengantarkan sdr Zulkarnain mengimani Muhammad s.a.w. sebagai nabi baik sekali menjadi perhatian setiap orang yang suka berfikir.

Moga moga Tuhan akan melimpahi penulis dengan iman yang kuat serta khusnuh khatimah.

Wasalam wabillahi taufiek wal hidayah

RIWAYAT SINGKAT PENULIS


Menurut bintang, penulis dilahirkan pada rasi Gemini, yaitu tanggal 6 Juni, tahun 1943, ketika bumi Indonesia masih dalam asuhan “saudara tuanya,” yang kemudian sesudah dibom atoom, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan sekutunya. Saya dilahirkan tanggal enam, bulan yang keenam pada hari keenam jam enam pagi. Apakah pembaca percaya itu ataukah tidak, terserah, tetapi begitulah yang dituliskan oleh bapak pendeta ketika mempermandikan saya pada tanggah 27 Nopember 1949 di Pekalongan. Saya anak Kristen, tetapi jelas bukan Kristen abangan, sebab pada tahun 1936 ayah saya, Izaak Hendrik, telah lulus dari Kweekschool van het Leger Des Heils Bandung, yaitu sekolah Opsir, atau sekolah pendeta dari sekte Bala Keselamatan, masih termasuk mashab Methodist - Inggris.

Oleh karena sejak kecil saya sudah harus membaca Injil, maka akhirnya saya mahir dalam menghapal dan mengetahui ayat-ayat Injil, seperti para pendeta dan calon pendeta pada umumnya.

Meskipun ayah saya pengikut faham Protestan, tetapi saya disekolahkan di sekolah Katolik, yaitu pada waktu di S.R. tiga tahun lamanya, S.M.P. dua tahun lamanya, dan di S.M.A. setahun pula. Selebihnya saya bersekolah di sekolahan Kristen (Protestan maksudnya). Dalam sekolah Katolik saya harus pula mempelajari agama Katolik, sebab disana, andaikan murid itu pandai sekalipun bila vak agama (Katolik tentunya) mendapat angka 5, tidak akan ia dinaikkan kelasnya. Waktu saya duduk dikelas dua S.M.P., saya dikeluarkan, karena saya menentang pateer Paulinos yang mengajarkan Sejarah Dunia, yang dalam menerangkan tentang Reformasi, banyak sekali saya rasakan menyinggung kenyataan yang saya peroleh dalam agama Protestan. Didalam kehidupan saya dalam agama Kristen, saya merasakan amat bahagia, sebab saya adalah seorang diantara sekian banyak orang yang telah diselamatkan oleh Yesus juru selamat saya, Anak Allah yang telah turun kedunia mati ganti dosa-dosa kita. Saya sangat fanatik pada agama saya, sebab negeri saya, (Timor Kupang) 95% Kristen, lagi pula banyak paman-paman saya yang menjabat penetua, yaitu pendeta-pendeta kecil didesa disamping ayah sayapun adalah seorang pendeta. Itulah makanya saya pernah bermukim setahun lamanya dalam sekolah pendeta jalan Kramat Raya 55 Jakarta, yaitu kira-kira tahun 1962. Islam bagi saya adalah bukan suatu agama. Islam itu kolot, Islam identik dengan Arab, sedangkan Arab itu kikir. Agama Islam tidak memperoleh keselamatan Illahi, sebab tidak mengakui Yesus sebagai anakNya yang tersalib ganti dosa dan salah kita. Ia, bila hendak sembahyang harus berteriak-teriak dahulu, dan mencuci kaki serta meminum air bekas cuciannya, alangkah kotornya. Islam itu kejam, mengacaukan negara kita, mau pula merubah dasar negara kita menjadi negara Islam, dan untuk itu ia memberontak.

BAGAIMANA SAYA MENGENAL ISLAM


Sejarah ibarat roda, selalu berputar dan berputar. Demikian pula dengan manusia. Apa yang baru dihari ini, akan usang dikeesokannya, apa yang baik hari ini, belum tentulah baik kemudiannya. Dunia penuh dinamika dan romantika. Sayapun penuh dengan dinamika dan romantika. Pada tahun 1964 saya naik kereta api dari Jakarta ke Surabaya, entah suatu kesengajaan yang sudah diatur oleh Tuhan ataukah bagaimana, tetapi yang jelas saya telah duduk berdampingan dengan seorang yang mengaku bernama Haji Mahmud, yang tertarik oleh ketekunan saya membaca injil, akibatnya berdialog, dan dalam dialog itu ia memberikan pada saya “Sebuah ajaran Islam,” yang bunyinya: ‘Kul huallahu Ahad, Allahus samad, Lam yalid walam yulad, Walam yakun lahu kufuwan Ahad,’ yang artinya:
Katakanlah wahai Muhammad, sesungguhnva Allah itu Esa tempatmu bergantung. Ia (Allah) tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Ia tiadalah mempunyai tandingan.”

Haji tersebut menerangkan, bahwa Islam bukan hanya sekedar Agama, tetapi juga suatu risalah, suatu ideologie dan suatu falsafah, yang cocok untuk sega]a bangsa dan golongan. Islam tidak mengenal diskriminasi, dan jabatan, dan pangkat, itulah sebabnya dalam mesjid hanya dipakai tikar, dan dalam sambahyang semua ummatnya harus tunduk hingga mukanya ke bumi tanpa memandang dia itu apa dan siapa.

DORONGAN SAYA UNTUK MENYELIDIKI INJIL


Kalimat-kalimat Lam yalid Qalam yulad, benar-benar merupakan kalimat pendorong pada saya untuk menyelidiki apa sebenarnya Islam itu. Itulah sebabnya saya lalu dihinggapi penyakit “memborong” buku-buku Islam, baik itu karangan Prof. Dr. Hamka, Sallaby, Ashiddiqy, Imam Ghozali, Rosyidi, maupun kepada Al-Qur’annya sendiri, yaitu tafsirannya, dan kitab hadits-hadits. Iman saya kepada Kristen makin lama makin luntur. Satu persatu dogma dogma Kristen tidak dapat saya terima lagi. Pertanyaan hati saya tentang Tuhan itu tiga tetapi satu; juga tentang Yesus itu manusia dan Yesus itu juga Allah, tentang dosa keturunan. Salib dstnya satu persatu terjawab dalam Al-Qur’an secara jelas. Dan untuk ini saya kira karena saya mengadakan penyelidikan pengulangan terhadap Injil. Sudah tentu bukan penyelidikan secara dahulu lagi yang mendasarkan pembacaan kepada sola fide, tetapi penyelidikan baru, yaitu dengan menggunakan ratio, dan menggunakan kitab suci yang lain (Taurat & Qur’an) sebagai bahan pembanding.

Selebihnya baca di http://swaramuslim.com/ebook/html/003/

Menguak Misteri Muhammad

Oleh : Redaksi 02 Nov, 07 - 10:50 am

Kepalsuan ajaran Gereja terbongkar bersama ayat-ayat palsu yang dinisbahkan kepada Daud, Yohanes, Yesus, dan sebagainya. Misteri nabi Muhammad dalam Bible (alkitab) akhirnya berhasil dibongkar melalui penelitian yang dilakukan oleh seorang mantan pastur, Prof.David Benjamin Keldani, berjudul Menguak Misteri Muhammad.

Prof. David Benjamin Keldani adalah seorang mantan pastur Katholik Roma sekte Uniate-Chaldean. Ujarnya: "Kepindahan saya ke Islam tak lain karena hidayah Allah. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya akan membawa kepada kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan mutlak Tuhan, maka nabi Muhammad SAW pun menjadi pola sikap dan perilaku saya

David Benjamin Keldani
David Benjamin Keldani lahir pada tahun 1867 di Urmia, Persia. Setelah masuk Islam, David Benjamin Keldani mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud. Ia adalah seorang mantan pendeta katolik Roma dari sekte Uniate-Khaldean. Ia mengenyam pendidikan sejak kecil dikota itu. Dari 1886-1889 (3 tahun) ia menjadi staf pengajar Arbischop of Canterbury's Mission untuk Assyrian (Nestorian) Christians di Urmia.

Penobatan sebagai pendeta dan perjalanannya
Pada tahun 1892, ia diutus oleh Kardinal Vaughan ke Roma. Disana ia mempelajari filsafat dan teologi pada Propaganda Fide College, dan pada tahun 1895 dinobatkan sebagai pendeta. Pada tahun 1892 ia menulis serangkaian artikel di The Tablet tentang “Assyria, Romawi, dan Canterbury”; dan juga pada Irish Record tentang “keotentikan Pentateuch”. Pentateuch adalah lima kitab perjanjian lama yang terdiri atas Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Ia mempunyai beberapa terjemahan Ave Maria dalam bahasa berbeda-beda yang diterbitkan di Illustrated Catholic Missions.

Ketika berada di Istanbul, dalam perjalanannya ke Persia pada tahun 1895, ia menulis serangkaian artikel panjang tentang “Gereja-Gereja Timur” dalam bahasa Inggris dan Perancis di surat kabar harian yang terbit disana dengan nama The Levant Herald. Pada tahun 1895, ia bergabung dengan French Lazarist Mission di Urmia, dan terbit untuk pertama kali dalam sejarah misi itu sebuah majalah berkala dalam bahasa Syria yang bernama Qala-la-Syara (Suara Kebenaran).

Pada tahun 1867, ia diutus oleh dua uskup besar Uniate-Khaldean dari Urmia dan Salmas untuk mewakili Katolik Timur pada Kongres Ekaristi yang diselenggarakan di Paray-le-monial, Perancis, dibawah pimpinan Kardinal Perraud. Tentu saja, ini adalah undangan yang resmi. Makalah yang dibacakan di kongres oleh Benjamin disiarkan dalan Tawarikh Kongres Ekaristik dan disebut disebut “Le Pellerin”. Dalam makalah ini, Khaldean Arch-Priest (begitu gelar resminya) menyesalkan sistem pendidikan Katholik dikalangan Nestorian, dan meramalkan kemunculan yang sudah dekat dari pendeta Rusia di Urmia.

Pada tahun 1888, Benjamin kembali lagi ke Persia. Di kampung halamannya, Digala, sekitar 1 mil dari kota, ia membuka sekolah gratis.

Tahun berikutnya ia dikirim oleh otoritas Gereja untuk memimpin Keuskupan Salmas, dimana konflik yang tajam dan berbau skandal antara Uskup Besar Uniate, Khudabash, dan para Bapa Lazarist yang sudah berlangsung lama telah mengancam terjadinya perpecahan.

Khotbah terakhir
Pada tahun 1900, Bapak Benjamin menyampaikan khotbah terakhirnya dan patut dikenang dihadapan banyak sekali jemaat, termasuk orang Armenia yang non-Katholik dan lain-lainnya, didalam Katedral Khorovabad St. George, Salmas. Pokok bahasan sang pengkhotbah adalah “Abad Baru dan Manusia Baru”. Ia mengingatkan kepada fakta bahwa misionaris Nestorian, sebelum munculnya Islam, telah mengabarkan ajaran-ajaran Yesus (injil) diseluruh Asia; Bahwa mereka memiliki banyak lembaga di India (khususnya pantai Malabar), di Tartar, Tiongkok, dan Mongolia; dan bahwa mereka menerjemahkan kitab Injil kedalam bahasa Turki, Uighur, dan bahasa-bahasa lainnya; Bahwa misi-misi Katholik, Amerika, dan Anglikan, meskipun mereka telah melakukan sedikit kebaikan untuk bangsa Assyro-Khaldean melalui pendidikan dasar, telah memecah bangsa itu di Persia, Kurdistan, dan Mesopotamia menjadi banyak sekali sekte yang bermusuhan; dan bahwa upaya-upaya mereka ditakdirkan untuk menyebabkan keruntuhan yang terakhir. Konsekuensinya, ia menganjurkan kepada orang-orang pribumi untuk melakukan pengorbanan agar dapat berdiri diatas kaki sendiri sebagai manusia sejati, dan tidak tergantung pada misi-misi asing, dan sebagainya.

Ucapan-ucapannya menyinggung para misionaris. Khotbah ini segera mendatangkan Delegasi Apostolik, Mgr. Lesne dari Urmia ke Salmas. Ia tetap menjadi teman yang terakhir bagi Benjamin. Mereka berdua kembali ke Urmia. Sebuah misi Rusia baru sudah diadakan di Urmia sejak tahun 1899. Kaum Nestorian dengan antusias memeluk agama Tsar untuk seluruh Rusia.

Lima misi yang besar dan angkuh (Amerika, Anglikan, Perancis, Jerman, dan Rusia) disertai universitas-universitas mereka, pers yang didukung oleh kalangan agamawan yang kaya, para konsul dan duta besar, berusaha keras mengajak sekitar 100.000 orang Assyro-Khaldean untuk pindah dari Bid'ah Nestorian ke salah satu dari lima bid'ah itu. Tetapi misi Rusia segera melampui misi-misi lainnya, dan misi inilah pada tahun 1915 mendorong bangsa Assyria dari Persia dan juga suku-suku pegunungan Kurdistan, yang kemudian pindah ke Salmas dan Urmia, untuk angkat senjata melawan pemerintah mereka masing-masing. Hasilnya adalah separuh pengikutnya lenyap dan sisanya terusir dari kampung halaman mereka.

Berpindah agama
Pertanyaan besar yang sudah lama berkecamuk dalam benak pendeta ini sekarang mendekati klimaksnya: "Apakah agama Kristen, dengan banyak sekali bentuk dan warnanya, dan dengan naskah-naskah sucinya yang tidak otentik, palsu, dan menyimpang, adalah agama Tuhan yang sejati?"

Pada musim panas tahun 1900, ia pensiun dan tinggal di villa mungilnya ditengah-tengah kebun anggur dekat air mancur Challi Boulaghi yang terkenal di Digala, dan disana selama sebulan ia habiskan waktunya untuk sembahyang dan meditasi, membaca berulang-ulang naskah-naskah suci dalam teks-teks aslinya. Krisis pun berakhir dengan pengunduran resmi yang dikirimkan ke Uskup Agung Uniate, Urmia, dimana ia secara terbuka menjelaskan kepada Mar (Mgr.) Touma Audu mengenai alasan-alasan dia melepaskan fungsi kependetaannya. Segala upaya yang dilakukan oleh otoritas kependetaan untuk membatalkan keputusannya sia-sia belaka. Tidak ada perselisihan atau permusuhan pribadi antara Benjamin dan para atasannya.

Selama beberapa bulan Mr. Dawud – begitulah panggilannya sekarang – dipekerjakan di Tibriz sebagai inspektur di Kantor Pos dan Bea Cukai Persia dibawah para ahli Belgia. Kemudian ia ditugaskan sebagai guru dan penerjemah Putera Mahkota Muhammad Ali Mirza.

Pada tahun 1903, sekali lagi ia mengunjungi Inggris dan disana ia bergabung dengan komunitas Unitarian. Pada tahun 1904 ia dikirim oleh British and Foreign Unitarian Association untuk menangani masalah pendidikan dan penerangan ditengah masyarakat desanya. Dalam perjalanan menuju Persia ia mengunjungi Istanbul; dan setelah mengadakan beberapa wawancara dengan syeikh Islam yang bernama Jamaluddin Effendi dan beberapa ulama lainnya, ia memeluk agama Islam. (dari wikipedia)

KATA PENGANTAR

Ucapan Ilahi terhadap Arabia (Yesaya 21:13)

Periode kesarjanaan klasik yang mandul saat ini, disertai kurangnya pengetahuan kita tentang bahasa-bahasa kuno, telah melumpuhkan cita rasa modern dalam mengapresiasi setiap upaya seperti yang hendak saya lakukan. Halaman-halaman berikut ini telah menghasilkan serangkaian artikel yang sangat cerdas dari pena Rev. Profesor David Benjamin Keldani (Abdul Ahad Dawud), tetapi saya ragu apakah terdapat banyak orang, dikalangan hierarki gereja kristen sekalipun, yang dapat mengikuti penjelasan terperinci dari seorang Profesor yang berpengetahuan tinggi ini. Malah saya benar-benar ragu ketika ia berusaha membawa para pembacanya kedalam sebuah labirin ilmu pengetahuan dari ratusan tahun silam.

Bagaimana dengan bahasa Arami, ketika sangat sedikit dikalangan pendeta sekalipun yang mampu memahami versi Perjanjian Baru dalam bahasa latin (Vulgate) dan versi bahasa Yunani? Khususnya lagi ketika riset-riset kami didasarkan hanya pada etimologi bahasa Yunani dan Latin!

Bagaimanapun nilai disertasi-disertasi seperti itu di mata musuh kami, pada saat sekarang, sama sekali tidak mampu mengapresiasinya dari sudut ilmu pengetahuan; karena ambiguitas makna yang melekat pada ungkapan-ungkapan nubuat yang saya singgung membuat ungkapan-ungkapan itu cukup elastis untuk mencakup setiap kasus.

Yang dikatakan "paling kurang" dalam nubuat Johanes Pembaptis tidak mungkin adalah anak Maria, meskipun ia dipandang hina oleh masyarakat bangsanya sendiri. Asal tukang kayu suci itu dari kalangan sederhana. Ia dicemooh, diperolok, dan didiskreditkan, ia diremehkan dan dibuat keliatan "paling kurang" dalam penilaian kalangan Scribe (ahli menulis) dan Pharisee (anggota sekte Yahudi yang menafsirkan hukum Musa secara keras).

Ekses dari semangat yang ditunjukkan oleh para pengikutnya pada abad kedua dan ketiga masehi, yang selalu cenderung loncat pada apa saja dalam bentuk nubuat dalam Alkitab, sudah pasti akan menyebabkan mereka meyakini ahwa Tuhan mereka adalah orang yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis.

Namun, ada kesulitan lain yang menghadang, bagaimana seseorang dapat mempercayai kesaksian dari sebuah kitab yang tak dapat disangkal penuh dengan dongeng? Keaslian Alkitab telah dipertanyakan oleh seluruh dunia. Tanpa menindaklanjuti pertanyaan tentang keasliannya, paling tidak kita bisa mengatakan bahwa kita tidak bisa bergantung pada pernyataan-pernyataan Alkitab mengenai Yesus dan mukjizat-mukjizatnya.

Sebagian orang malah lebih jauh lagi menegaskan bahwa eksistensi dia sebagai makhluk bersejarah dipertanyakan, dan menurut kitab Injil akan berbahaya kalau sampai pada sesuatu kesimpulan yang keliatannya aman mengenai masalah ini.

Seorang Kristen Fundamentalis tidak bisa berkomentar apa pun terhadap pernyataan saya mengenai hal ini. Jika "kalimat-kalimat sesat" dan kata-kata yang objektif dalam Perjanjian Lama dapat dikhususkan oleh para penulis sinoptik sebagai berlaku bagi Yesus, maka segala komentar dari penulis yang berpengetahuan tinggi mengenai artikel-artikel ilmiah dan sangat menarik ini pasti menimbulkan respek dan apresiasi dalam segala hal sekalipun dari lembaga kependetaan.

Saya menulis dengan nada yang sama, tetapi saya telah berusaha mendasarkan argumen-argumen saya pada bagian-bagian Alkitab yang hampir tidak membolehkan adanya perselisihan linguistik apa pun. Saya tidak akan pergi ke bahasa Latin, Yunani, atau Arami, karena hal itu tidak ada gunanya. Saya hanya memberikan kutipan berikut dari Alkitab revisi Lembaga Alkitab Indonesia tahun 1974.

Kami membaca firman berikut dalam kitab Ulangan 18:18

"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya."

Jika firman diatas tidak tertuju kepada Muhammad, maka firman itu tetap masih berlum terpenuhi. Yesus sendiri tidak pernah mengklaim sebagai nabi yang dimaksud. Bahkan murid-muridnya pun berpendapat sama. Mereka mengharapkan kedatangan Yesus yang kedua untuk memenuhi nubuat [2].

Sejauh ini tidak ada perselisihan bahwa kedatangan Yesus yang pertama bukanlah kelahiran "nabi seperti engkau", dan kelahirannya yang kedua hampir tidak dapat memenuhi nubuat itu.

Yesus, sebagaimana diyakini oleh gerejanya, akan muncul sebagai “Hakim” dan bukan sebagai “Pemberi Hukuman”. Tetapi, orang yang dijanjikan haruslah membawa "api (hukum) yang menyala" ditangannya.

Namun, dalam memastikan personalitas dari nabi yang dijanjikan, nubuat yang lain dari Musa sangatlah menolong yang berkata tentang sinar Tuhan dari Paran, pegunungan Mekah. Firman dalam naskah kitab King James Version Ulangan 33:2, berbunyi sebagai berikut:

"Berkatalah ia: "Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dengan sepuluh ribu orang kudus; di sebelah kanannya tampak kepada mereka api yang menyala.”

Dalam firman ini, Tuhan diibaratkan dengan matahari. Dan Yesus sama sekali tidak pernah ke Paran. Yang ada hubungannya dengan Paran adalah Hajar dan anaknya yang bernama Ismail, berkeluyuran di padang gurun Bersyeba, yang kemudian menetap dipadang gurun Paran.

"Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir".(Kejadian 21:21)

Ismail menikahi seorang wanita Mesir, dan dari kelahiran pertamanya, Kedar, memberikan keturunan kepada bangsa Arab yang dari sejak itu sampai sekarang menjadi penghuni padang gurun Paran. Dan jika tidak dapat disangkal lagi, bahwa silsilah keturunan Muhammad merujuk kepada Ismail melalui Kedar dan ia tampil sebagai seorang nabi di padang gurun Paran dan menaklukkan Mekah dengan 10.000 pasukan dan menegakkan api (hukum) yang menyala kepada kaumnya, maka bukankah nubuat tesebut terpenuhi sesuai bunyinya?

Bunyi nubuat dari Habakuk 3:3 sangat perlu diperhatikan. "Keagungannya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepadanya."

Mengenai padang gurun Paran juga telah diwahyukan :

"Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan dan memberitakan pujian yang kepadanya di pulau-pulau. Tuhan keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangatnya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuhnya Ia membuktikan kepahlawanannya. (Yesaya 42:11-13)

Sehubungan dengan itu, ada dua nubuat lain yang perlu diperhatikan yang merujuk kepada Kedar: Pertama dalam Yesaya 60:1-7 yang bunyinya :

“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN. Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.”

Nubuat lainnya, lagi-lagi dalam Yesaya 21:13-17 [3]

“Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah-kafilah orang Dedan! Hai penduduk tanah Tema, keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab TUHAN, Allah Israel , telah mengatakannya."

Bacalah nubuat-nubuat dari kitab Yesaya dan kitab Ulangan yang berbicara tentang sinar Tuhan dari Paran: Jika Ismail menghuni padang gurun Paran, tempat ia melahirkan Kedar, yakni nenek moyang bangsa Arab; dan jika anak-anak Kedar harus memberikan sambutan pada altar ilahi untuk mengagungkan “rumah keagunganNya” dimana kegelapan akan menyelimuti bumi selama beberapa abad, dan kemudian negeri itu akan menerima terang dari Tuhan; dan jika semua keagungan Kedar akan runtuh dan jumlah para pemanah, orang-orang perkasa dari anak-anak Kedar akan lenyap dalam setahun setelah orang itu melarikan diri dari pedang yang di hunus dan busur yang dilentur-Yang kudus dari Pegunungan paran (Habakuk 3:3) tak lain adalah Muhammad.

Muhammad keturunan suci dari Ismail melalui Kedar, yang berdiam di padang gurun paran. Melalui dia, maka Tuhan bersinar di Paran, dan Mekkah adalah satu-satunya tempat dimana rumah Allah (bait Allah) dimuliakan dan domba-domba Kedar memberikan sambutan diatas altarnya.

Muhammad dizalimi oleh kaumnya dan terpaksa meninggalkan Mekkah. Dia kehausan dan melarikan diri dari pedang yang dihunus dan busur yang dilentur, dan setahun kemudian setelah Muhammad meninggalkan Mekkah, dalam perang Badar, dia berhasil mengalahkan penduduk Mekkah dan sejumlah bani Kedar yang gagah perkasa tewas dan semua kemuliaan Kedar tumbang dalam perang Badar.

Jika para nabi suci tidak diakui sebagai pemenuhan semua nubuat ini, maka nubuat-nubuat tersebut akan tetap tidak terpenuhi. “Rumah keagunganKu” yang disebut dalam kitab Yesaya adalah rumah Tuhan di Mekkah. Bukan Gereja Kristus sebagaimana perkiraan para ahli tafsir Kristen. Kawanan domba-domba Kedar, sebagaimana disebut dalam ayat 7, belum pernah datang ke Gereja Kristus, dan adalah fakta bahwa kampung-kampung Kedar dan penduduknya adalah satu-satunya kaum didunia ini yang tetap tidak dapat dimasuki pengaruh Gereja Kristus. Lagi-lagi, penyebutan 10.000 orang kudus dalam ulangan 33, sangatlah penting: Dia bersinar dari Paran. Dan ia datang bersama 10.000 orang kudus.

Bacalah seluruh sejarah padang gurun Paran dan Anda akan menemukan tidak ada peristiwa lain selain peristiwa penaklukan Mekkan yang dilakukan oleh nabi Muhammad bersama dengan 10.000 pengikutnya dari Madinah dan memasuki kembali “rumah keagunganNya”. Dia memberikan api (hukum) yang menyala kepada dunia dan melenyapkan hukum-hukum lainnya.

Sang Penghibur (The Comforter) atau roh kebenaran yang disebut oleh Yesus tidak lain adalah nabi Muhammad. Tidak bisa diartikan sebagai Holy Ghost (Roh Kudus), seperti versi Teolog Kristen.

“Ada gunanya bagimu kalau aku pergi” Kata Yesus,”Karena kalau aku tidak pergi maka Sang Penghibur tidak akan datang kepadamu, tapi jika aku pergi, maka aku akan mengirim dia kepadamu”.

Perkataan ini dengan jelas menunjukkan bahwa Sang Penghibur pasti datang setelah Yesus pergi, dan tidak berada bersama Yesus ketika ia mengucapkan kata-kata ini. Akankah kita menduka bahwa Yesus sama sekali tanpa Holy Ghost jika kedatangannya tergantung pada kepergian Yesus. Di samping itu, cara Yesus menggambarkan dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang manusia, bukan roh!. “Dia tidak akan berbicara mengenai dirinya sendiri, melainkan apa yang akan didengarnya yang akan ia bicarakan.” Akankah kita menduga bahwa Holy Ghost dan Tuhan adalah dua entitas yang berbeda dab bahwa Holy Ghost berbicara tentang dirinya sendiri dan juga apa yang ia dengar dari Tuhan ?!

Ucapan-ucapan Yesus jelas sekali menunjuk kepada seorang pesuruh Tuhan. Ia menyebutnya Roh Kebenaran, dan begitulah Al-Qur'an berbicara tentang Muhammad.

http://swaramuslim.com/ebook/html/019/